Liverpool - Samapi saat ini memang belum mencicipi juara Liga Inggris semenjak berganti menjadi era Premier League. Namun, mereka punya segudang sejarah yang menggambarkan kebesarannya.
Saat ini, Perlahan tapi pasti Liverpool terus membangun tim. Dari mulai menunjuk Juergen Klopp, sampai mendatangkan pemain-pemain bintang untuk bisa menjadi pesaing gelar yang konsisten.
Memang Tak bisa dipungkiri, The Reds adalah merupakan salah satu tim dengan sejarah yang panjang. Mereka sukses meraih 12 gelar di Eropa.
Didirikan pada tahun 1892 oleh John Houlding, klub Merseyside merah itu menjelma menjadi salah satu tim yang menakutkan di Inggris, bahkan Eropa. Bill Shankly, Bob Paisley dan Joe Fagan, Adalah masa-masa kejayaan mereka saat itu.
Dikala itu, liverpool mencapai dominasi yang tak tertandingi dalam sepak bola Inggris selama hampir seperempat abad. Dalam sejarah 125 tahun, the Reds telah memenangkan 18 gelar liga, tujuh Piala FA, lima Piala Eropa dan delapan Piala Liga, Itu sebuah rekor yang sangat fantastis.
Beriku ini ada lima momen sejarah Liverpool yang tak terlupakan seiring dengan pergantian generasi pemain. Apa saja? Yuk kita simak dibawah ini:
1). Kedatangan Bill Shankly
Era kesuksesan Liverpool dimulai pada Tahun 1959 saat Bill Shankly datang. Pelatih asal Skotlandia itu datang dengan mengubah wajah klub selamanya. Dia jadi manajer Liverpool saat mendekam di Divisi Kedua selama lima tahun.
Selama masa ditangani oleh Shankly, Liverpool benar-benar berantakan baik di dalam maupun di luar lapangan. Mereka sama sekali tak diperhitungkan di Inggris.
Shankly memerintahkan perombakan total dengan segera setelah dia tiba. Lapangan ditata ulang, menciptakan bakat seperti Ron Yeats dan Ian St John, hingga mempromosikan talenta muda seperti Roger Hunt dan Gerry Byrne dengan cemerlang.
Setelah mengangkat gelar Divisi II pada tahun 1962, The Reds memulai dominasi di divisi satu. Mereka memenangkan total tiga gelar liga selama Shankly jadi manajer. Semasa Bill Shankly di Liverpool juga dihiasi dengan dua Piala FA, empat Charity Shields dan satu Piala UEFA.
Namanya sangat harum di Merseyside hingga diabadikan pada salah satu gates Stadion Anfieled pada tahun 1982. Dari semua prestasinya, yang terbesar Shankly meninggalkan kesan permanen pada klub bahkan sampai hari ini.
2). Kemenagan Perdana Eropa diTahun 1977
Lubang besar yang ditinggalkan Bill Shankly, memunculkan nama Bob Paisley. Melanjutkan pekerjaan Shankly dia juga sukses dengan sempurna di Liverpool. Dari semua kesuksesan brilian Paisley, yang paling penting mungkin terjadi pada tanggal 25 Mei 1977 saat Liverpool yang merupakan juara Inggris, berhadapan dengan juara Jerman, Borussia Mönchengladbach pada final Piala Eropa di Roma.
Kemenangan pada tahun 1977 itu merupakan yang pertama dari lima kemenangan Piala Eropa lainnya bagi Liverpool. Tidak cukup samapi di situ saja, Paisley kemudian memenangkan dua Piala Eropa lagi dan membuatnya menjadi satu-satunya manajer Eropa yang memenangkan trofi tersebut dalam tiga kesempatan sampai rekornya disamai oleh Carlo Ancelotti pada tahun 2014.
3). Keajaiban Istanbul
Memory yang manis di Istanbul itu memang cukup menyakitkan bagi para suporter AC Milan, tapi keajaiban buat Liverpool. Sebab, Dikala itu Milan sejatinya sudah unggul jauh dari Liverpool, Yaitu tiga gol di babak pertama.
Milan sudah cetak gol kala laga berjalan satu menit lewat Paolo Maldini. Dilanjutkan oleh Hernan Crespo menjauhkan keunggulan lewat dua golnya menit 39 dan 44.
Akan tetapi, pada paruh kedua Liverpool mampu bangkit. Bahkan mereka sukses menyamakan kedudukan lewat Steven Gerrard, Vladimir Simcer, dan Xabi Alonso.
Lagapun berlanjut hingga adu penalti. Sial bagi AC Milan kala itu, Karena harus takluk 2-3 di babak adu jotos. Kaka sendiri sebenarnya sukses menjalankan tugasnya sebagai algojo keempat.
"Bila Anda unggul 3-0, Anda harus memenangkan pertandingan. Seharusnya tidak terjadi adu penalti. itu benar-benar mengecewakan kami," ungkap Kaka baru-baru ini yang masih tak bisa lupakan momen terburuk Milan itu.
4). Pinal Piala FA 1989
Final Piala FA pada tahun 1989 Itu sangat terkenang atau susah untuk dilupakan, Karena berbau gengsi sekota. Apalagi, pertandingan Liverpool vs Everton hanya lima minggu setelah Bencana Hillsborough yang tragis.
Atmosfer sebelum kickoff sangat menyentuh, dengan kedua kubu suporter menyanyikan dengan indah dua lagu, yakni 'You'll Never Walk Alone' dan 'Abide With Me'. Kedua klub Merseyside itu menunjukkan kepada dunia bahwa persatuan dan cinta menang atas persaingan yang paling pahit sekalipun.
Dengan perbedaan bendera kedua klub dengan bangga ditampilkan oleh kedua kubu penggemar. Mereka menunjukkan kepada semua orang bahwa pada saat itu tidak ada Liverpool atau Everton, hanya satu Inggris yang berdiri dalam solidaritas satu sama lain.
5). Pinal Piala Eropa 1984
Daftar terhebat dalam sejarah Liverpool tidak lengkap rasanya kalau tidak meliriik ke final Piala Eropa 1984 antara The Reds dan AS Roma. Klub Merseyside itu sebelum laga berlangsung diteror habis-habisan oleh fans Roma,
Namun mentalitas baja Liverpool kala itu benar-benar terbukti. Mereka menunjukkan ambisiny dengan unggul lebih dulu berkat gol dari Phil Neal, di menit ke-13. Tapi, kebahagiaan mereka tidak berumur panjang karena Roberto Pruzzo menyamakan kedudukan untuk Roma menit ke-42.
Semangat para pemain Roma sangat tinggi setelah paruh waktu. Namun pertahanan Liverpooltak kalah sempurna sehingga pertandingan tersebut meluas ke perpanjangan waktu dan akhirnya penalti.
Teknik kiper Liverpool, Bruce Grobbelaar sangat mengejutkan para algojo Roma. Sehingga Grobbelaar sukses membuat dua penyelamatan yang pada akhirnya terbukti menentukan. Liverpool yang awalnya gagal karena eksekusi Nicol melambung, tapi seterusnya sukses, yakni Neal, Souness, Rush, dan Kennedy. Skor akhir penalti-pun dimenangi Liverpool 4-2 atas AS Roma.